Kabupaten Sigi, yang dikenal dengan tingkat risiko bencana alam yang tinggi, terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakatnya. Salah satu langkah penting adalah memperkuat ketangguhan perempuan dan anak muda, kelompok yang sering kali menjadi rentan dalam situasi bencana.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Sigi, bersama CARE Indonesia dan KARSA Institute, meluncurkan program Penguatan Ketangguhan Perempuan dan Pemuda. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kapasitas, dan partisipasi perempuan dan anak muda dalam menghadapi bencana serta membangun masyarakat yang tangguh.
Ancaman Bencana dan Dampaknya Terhadap Perempuan dan Anak Muda
Sulawesi Tengah merupakan daerah dengan tingkat risiko bencana yang tinggi, menghadapi ancaman seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, gelombang ekstrim, serta abrasi. Bencana ini membawa dampak yang signifikan, terutama bagi perempuan dan anak muda. Dr. Abdul Wahib Situmorang, CEO Yayasan CARE Peduli (YCP/CARE Indonesia), menjelaskan bahwa perempuan dan anak muda sering kali memiliki beban ganda dalam situasi bencana. Perempuan memiliki tanggung jawab domestik yang tidak berkurang, seperti mengurus rumah tangga, anak-anak, dan orang tua. Di sisi lain, mereka juga banyak yang bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga.
"Beban ini membuat mereka lebih sulit untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan upaya penanggulangan bencana," ujar Abdul pada sosialisasi Program Penguatan Ketangguhan Perempuan dan Pemuda di Aula Kantor Bupati Kabupaten Sigi, Rabu (17/7/2024).
Kolaborasi untuk Ketangguhan
Pemerintah Kabupaten Sigi menginisiasi kolaborasi dengan CARE Indonesia dan KARSA Institute dalam program ini, menargetkan peningkatan ketangguhan di tengah tantangan bencana alam yang tinggi, seperti yang diindikasikan oleh Indeks Risiko Bencana (IRB) Sulawesi Tengah. Program ini akan menjangkau 10.000 masyarakat dari enam desa di Kabupaten Sigi, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang lebih damai, adil, dan tangguh terhadap krisis dan bencana.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sigi, Drs. Nuim Hayat, menambahkan bahwa program ini akan memperkuat kapasitas perempuan dan pemuda dalam pengambilan keputusan serta pembangunan ekonomi lokal, diharapkan dapat memperkuat kesetaraan gender dan inisiasi desa ramah anak dan perempuan. "Pemkab Sigi melibatkan berbagai organisasi masyarakat dan instansi terkait untuk membangun kesiapsiagaan dan mengedukasi warga, khususnya dalam menghadapi bencana alam dan krisis lainnya. Harapan kami program ini dapat meningkatkan kapasitas perempuan dan pemuda untuk mampu berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan di masyarakat serta mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga kesetaraan gender di masyarakat dapat diperkuat serta desa ramah anak dan perempuan dapat diinisiasi," ucapnya.
Pendekatan Berbasis Gender
Sementara itu, Direktur KARSA Institute, Rahmat Saleh, menekankan pentingnya pendekatan berbasis gender dalam pembangunan kapasitas masyarakat serta implementasi kebijakan yang mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender. Program ini akan dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk menilai kemajuan dan dampaknya, melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari tingkat desa hingga organisasi masyarakat.
“Setiap tahapan dalam program penguatan ketangguhan perempuan dan anak muda di Kabupaten Sigi akan dilakukan pemantauan dan evaluasi serta menilai kemajuan dan pengaruh yang didapat," pungkasnya.
Langkah kolaboratif ini mencerminkan komitmen bersama untuk mengatasi tantangan kemanusiaan dan mempromosikan pembangunan yang inklusif serta berkelanjutan, menjadikan Kabupaten Sigi lebih siap menghadapi berbagai ancaman bencana.*Karins