Peserta SL dalam mengikuti kegiatan Public Speaking. Foto : Utami |
Pelibatan perempuan dalam penyelenggaraan pembangunan merupakan salah satu isu yang terus digaungkan oleh pemerintah pada tataran nasional hingga desa. Bahkan dalam bagian penjelasan UU Desa terkait dengan perencanaan pembangunan desa, disebutkan dengan jelas pelibatan perempuan maupun kelompok rentan lainnya. Pelibatan perempuan bukan hanya terkait dengan upaya mendorong kesetaraan laki-laki dan perempuan, akan tetapi lebih jauh agar setiap kebijakan, program, dan anggaran yang dirumuskan juga memperhatikan kepentingan laki-laki dan perempuan atau sensitif jender.
Walaupun kampanye dan program yang mendorong pelibatan perempuan marak dilakukan oleh berbagai pihak, namun masih ditemukan minimnya peran perempuan dalam perencanaan pembangunan ditingkat desa. Salah satu sebabnya karena perempuan merasa tidak percaya diri untuk mengutarakan gagasan atau berbicara dalam forum pengambilan kebijakan di desa. Kondisi ini berdampak pada program program pembangunan yang dihasilkan kurang memberikan dampak pada kehidupan perempuan. Tidak terkecuali di Desa Kola-Kola.
Berdasarkan temuan tersebut, maka Kegiatan P3PD Kabupaten Donggala menyelenggarakan sekolah lapang terkait ‘publik speaking” bagi kelompok perempuan dan pemuda di Desa Kola-kola pada tanggal 22 Desember 2023. ‘Public speaking’ merupakan seni berkomunikasi yang dilakukan secara lisan untuk menyampaikan ide, gagasan, pesan dan pendapat dalam suatu forum atau kegiatan. Pelatihan ini melibatkan 25 peserta yang terdiri dari kaum perempuan dan pemuda di desa. Materi yang diberikan dalam pelatihan meliputi cara berbicara di forum atau di depan umum, memimpin forum pertemuan, menjadi MC pertemuan, serta praktek berbicara di forum.
Umi Kalsum, pemateri dalam sekolah lapang ini menjelaskan bahwa kegiatan ini selain untuk meningkatkan kemampuan public speaking juga untuk mengasah jiwa kepemimpinan kaum perempuan di desa. Selain itu pelatihan ini juga memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai cara berbicara atau berkomunikasi di depan umum, memberikan motivasi bagi kaum perempuan guna meningkatkan kepercayaan diri mereka, sehingga berani menyampaikan pendapatnya pada forum-forum yang digelar di desa, sekaligus melatih jiwa dan semangat kepemimpinan perempuan.
Sri (40) seorang ibu rumah tangga mengaku sangat bersyukur dan senang bisa mengikuti pelatihan ini. Setelah mengikuti pelatihan, dirinya menjadi berani dan tahu bagaimana berbicara dalam forum atau di depan orang banyak, “ saya senang bisa mengikuti pelatihan ini, dari pelatihan ini saya jadi berani dan jadi tahu bagaiaman berbicara di dalam satu forum atau berbicara di depan umum, sebelum pelatihan ini saya belum pernah berbicara atau tampil di depan dalam suatu forum” ungkapnya.
Peserta SL latihan berbicara di depan forum desa. Foto : Utami
Salah satu peserta SL Desa Kola-kola praktek menjadi pemandu acara/kegiatan desa. Foto : Utami
Senada dengan itu, Pertiwi (22) mengaku sangat terkesan dengan mengikuti kegiatan ini, selain membuat dirinya lebih mengerti cara berbicara di depan orang banyak, dirinya juga mampu mempraktekan cara menjadi moderator kegiatan atau menjadi Master of ceremony (MC) pada suatu kegiatan. “ saya sangat terkesan dengan kegiatan karena bukan hanya materi tapi juga bisa memberikan saya keberanian dan mental kuat untuk berbicara di depan orang banyak, dan kami juga bisa langsung praktek menjadi moderator atau MC kegiatan”, ungkapnya.*Edy Wicak